Kamis, 17 Juni 2010

●●Pintu Nafs●●


Setelah Iblis menguasai manusia secara ruhani, ia disebut Setan. Iblis, semula tidak tahu bagaimana ia dapat menggoda Adam . Namun setelah Hawa diciptakan, Iblis kemudian berspekulasi dengan menggunakan muslihat dengan menggunakan minat Adam pada Hawa pada kecantikan dan kebendaannya.

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).(QS 3:14)

Sebuah pintu terbuka. Itulah pintu nafs yang muncul setelah ruh suci ditiupkan ke dalam jasad biologis Adam.

Karena esensi Iblis & Jin dari api, maka ia hanya bisa menyusup ke esensi manusia yang halus yakni nafs yang banyak berurusan dengan badan, kepemilikan, kebodohan, cinta/kebencian, dll. Targetnya menguasai akal manusia (sesuatu yang tidak dimilikinya) dengan menguatkan daya khayal dan angan-angan (ilusi dan delusi) pada MATERI dan menguatkan RASA TAKUT PADA KETERBATASAN FISIK MANUSIA (UNSUR ASAL MATERINYA) seperti kemiskinan, takut tidak mendapat jabatan, dan lain-lain. Jadi Iblis sebenarnya menggunakan pemahaman dasarnya yang menjadikannya sombong bahwa “ia dari api bukan tanah” – ia menggunakan perbandingan yang bersifat keduniawian dan materialistik.

Akal dan pikiran adalah potensi strategis manusia yang dinisbahkan oleh Allah SWT untuk membedakannya dengan makhluk lainya. Manusia adalah citra kesempurnaan-Nya, maka dengan akal dan pikirannya, manusia semestinya (bahkan menjadi fitrahnya) untuk mampu mengenal dirinya dan mengenal Tuhannya. Iblis baru tahu hal ini kemudian manakala Adam menguasai asmaa-kullahaa (QS 2:31-33). Jadi ia harus menguasai akal dan pikiran manusia melalui nafs yang paling rentan, yaitu melalui daya khayal dan angan-angan yang secara inheren sebenarnya ada di dalam setiap manusia. Ketika ia mengintip firman Tuhan,

Dan Kami berfirman: "Hai Adam diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang lalim.(QS 2:35).

“Jangan dekati pohon itu…” menyiratkan makna perintah dan larangan Allah, menyiratkan peribadahan manusia, ia mengetahui suatu celah untuk mempengaruhi Adam dan Hawa. Dan nafs adalah pintu masuknya. Dari nafs ia merasakan esensi dirinya, api yang membakar. Dengan menguasai potensi khayal dan angan-angan ia berharap lebih jauh lagi untuk berusaha menunggangi pengetahuan manusia. Maka, setiap manusia yang dikuasai nafs ammarah, esensi keapiannya, dilamarnya dengan maskawin kesombongan & ketakaburan (kebodohan) dan iri & dengki (kebencian).

Setelah akal terkuasai, aneksasi Iblis terhadap Jiwa atau nafs manusia melahirkan Setan yang mempunyai modus operasi canggih dengan menjadi pembisik di hati manusia yaitu was-was dihati (QS 114:4-5). Maka, secara jasmani Iblis maujud di alam nyata sebagai Setan yang dapat muncul dari golongan manusia dan jin (QS 6:112). Dengan kata lain, muncul manusia dengan sifat-sifat yang satanik alias Dajjal yang matahatinya buta. Ia jauh lebih jahat dari Iblis yang aslinya Jin, dan dalam bentuk demikian obsesi lamanya yang anti-Tuhan (Tidak menauhidkan) terwujud ke alam nyata. Dari sinilah semua petaka muncul di dunia.

Tipu daya selanjutnya adalah penguasaan tahap kedua setelah upayanya menyesatkan manusia berhasil dengan menguasai akal. Kemudian, Setan membangun benteng yang kuat untuk memenjarakan akal dan ruh manusia yang sejati. Ia menabiri manusia dengan benteng materi : keinginan, hasrat, kemaksiatan , kekayaan, kekuasaan yang semuanya kan membangkitkan karakter dasar bapaknya yaitu Iblis dalam bentuk kebodohan terselubung dengan kepandaian manusia yaitu ilmu pengetahuan.

Namun, untuk bisa menguasai senjata andalan manusia ini, ia harus menguasai konsep pengetahuan manusia. Ia harus menyesatkannya, sesesat-sesatnya, tetapi tidak terlalu mencolok. Maka melalui beberapa keturunannya, Iblis memerintahkan raja-raja, filosof, ilmuwan, seniman, dan anak cucu lainnya yang ateis untuk membuat konsep tentang pengetahuan. Lahirlah kemudian pandangan yang sepintas terlihat benar yaitu konsepsi manusia tentang alam semesta yang dikatakanya : alam semesta adalah kontinuum ruang-waktu, alam semesta adalah materi belaka.

Iblis berkata, “harus sesuatu yang lebih lemah dari aku, dan materi itu lemah, maka biarkan saja bahwa alam semesta sekadar materi belaka, ada begitu saja (karena aku tidak tahu bagaimana kejadiannya) , sehingga aku yang yang api dapat menjadi tuhan mereka yang mempercayainya.” Begitulah Iblis menanamkan pemikiran primordialnya kepada anak cucunya yang menjadi kaum ateis.

Dari sini kemudian lahir filosofi kehidupan seperti materialisme-ateisme, hedonistis, dan filosofi lainnya yang mengumbar hawa syahwat yang membawa manusia kepada kemusnahannya sendiri. Saling memakan, saling menjajah, saling cakar-cakaran, saling berzinah, dan lain-lainnya. Sumpah Iblis untuk menyesatkan anak cucu Adam mulai mewujud. Tetapi belum sepenuhnya terwujud karena ada para Rasul, Nabi, Wali, dan cerdik cendikia yang lebih sadar akan diri kemanusiaannya mereka memberikan petunjuk kepada manusia. Maka Iblis pun semakin menjadi-jadi kebenciannya. Ia pun kemudian menelusup kedalam semua aspek yang dimiliki manusia, namun sejatinya tidak ia miliki. Kemudian ia menuduh bahwa semua itu syair belaka, mimpi yang diada-adakannya (QS 21:5).

Ia menyusup ke dalam cinta kasih yang melahirkan kaum Nabi Luth dan berkembang menjadi hedonisme seksual lainnya :homo seksualitas, lesbianisme, dan seks bebas lahir dari sini.

Dan (ingatlah kisah) Lut, ketika dia berkata kepada kaumnya: "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan fahisyah itu sedang kamu melihat (nya)?"

Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk (memenuhi) nafsu (mu), bukan (mendatangi) wanita? Sebenarnya kamu adalah kaum yang tidak mengetahui (akibat perbuatanmu)".(QS 27:54-55)

Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran. (QS 2:221)

Sebagian mudah dikelabui dengan cinta model Iblis yang tanpa norma. Namun, sebagian lagi sulit ditipu. Maka iapun menggunakan akal pikiran para penyair, kaum gnostis, agamawan dan yang lainnya. Lahirlah syair-syair yang menyesatkan seolah menggambarkan bahwa “Dirinya adalah Pecinta Sejati Tuhan Yang Esa”. Ketika Iblis berhasil mengelabui manusia melalui jalur olah kata dengan cinta yang sebenarnya esensinya tidak ia ketahui, maka sebagian dari manusia pun tersesat (QS 26:224). Namun sebagian lagi tidak mudah dikelabui oleh tipu daya Iblis yang halus itu (QS 26:227).

Banyak sekali tipu daya yang dilakukan Iblis yang sudah menanamkan benih-benih setan ke dalam akal pikiran manusia, setelah konsepsi tentang pengetahuan alam semesta disusupi, setelah para penyair ditipu daya dengan olah kata, setelah para pecinta pun disesatkannya, nampaknya daya upayanya tidak pernah berhenti. Bahkan sejatinya tidak akan berhenti sampai akhir zaman seperti sumpahnya dulu. Dalam suka dan duka manusia, maka ia akan berusaha menyusup, dengan terang-terangan maupun tipu muslihat yang manusia pun tidak sadar kalau itu tipu muslihatnya. Maka iapun kemuidan menyusup kepada “kemanusiaan”, suatu konsep yang sejatinya ingin mengembalikan manusia ke jalan yang lurus. Namun, karena iblis sudah menguasai akal pikiran, konsep pengetahuan, olah kata dan bahasa, cinta dan birahi, maka ia dengan mudah menggunakan bala tentaranya itu untuk membelokkan konsepsi “kemanusiaan” menjadi konsepsi “ego” dirinya.

Dengan tertawa puas nampaknya ia sudah bisa membelokkan jalan manusia menuju Tuhan. Ia sudah mampu membuat rambu-rambu yang menyesatkan. Tapi, kenapa masih saja ada manusia yang beribadah dan menyembah-Nya. Apa yang salah? Ya, pasti ada yang salah pada sepak terjangnya yang menjerumuskan anak-anak Adam dan Hawa. Itulah qolbu yang ternyata tidak sepenuhnya ia kuasai. Disana ia tidak mampu menembus sesuatu yang sudah inheren ada pada manusia yakni hati nurani. Temannya dulu, si malaikat suka bersemayam disana membisik-bisiki manusia tentang dosa, tentang yang baik dan jahat, tentang kisah Iblis yang durhaka, dan tentang Tuhan yang menghukumnya.

Qolbu adalah jalan masuknya, tetapi ternyata juga benteng terakhir manusia untuk menghanguskannya, melumpuhkannya. Qolbu dengan senjata ampunan dan tobat, ketaqwaan, keimanan, istiqamah, ikhlas, ridha, cinta, tauhid dan yang lainnya ternyata susah sekali ditaklukkan dengan penuh. Tuhan berfirman,

Allah berfirman: "Ini adalah jalan yang lurus; kewajiban Aku-lah (menjaganya).

Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat. (QS 15:41-42)

HAKEKAT CINTA DALAM ISLAM


Kata pujangga cinta letaknya di hati. Meskipun tersembunyi, namun getarannya tampak sekali. Ia mampu mempengaruhi pikiran sekaligus mengendalikan tindakan. Sungguh, Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat, dan kemarahan menjadi rahmat. Cintalah yang mampu melunakkan besi, menghancurkan batu karang, membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dasyatnya cinta (Jalaluddin Rumi).

Namun hati-hati juga dengan cinta, karena cinta juga dapat membuat orang sehat menjadi sakit, orang gemuk menjadi kurus, orang normal menjadi gila, orang kaya menjadi miskin, raja menjadi budak, jika cintanya itu disambut oleh para pecinta palsu. Cinta yang tidak dilandasi kepada Allah. Itulah para pecinta dunia, harta dan wanita. Dia lupa akan cinta Allah, cinta yang begitu agung, cinta yang murni.

Cinta Allah cinta yang tak bertepi. Jikalau sudah mendapatkan cinta-Nya, dan manisnya bercinta dengan Allah, tak ada lagi keluhan, tak ada lagi tubuh lesu, tak ada tatapan kuyu. Yang ada adalah tatapan optimis menghadapi segala cobaan, dan rintangan dalam hidup ini. Tubuh yang kuat dalam beribadah dan melangkah menggapai cita-cita tertinggi yakni syahid di jalan-Nya.

Tak jarang orang mengaku mencintai Allah, dan sering orang mengatakan mencitai Rasulullah, tapi bagaimana mungkin semua itu diterima Allah tanpa ada bukti yang diberikan, sebagaimana seorang arjuna yang mengembara, menyebarangi lautan yang luas, dan mendaki puncak gunung yang tinggi demi mendapatkan cinta seorang wanita. Bagaimana mungkin menggapai cinta Allah, tapi dalam pikirannya selalu dibayang-bayangi oleh wanita/pria yang dicintai. Tak mungkin dalam satu hati dipenuhi oleh dua cinta. Salah satunya pasti menolak, kecuali cinta yang dilandasi oleh cinta pada-Nya.

Di saat Allah menguji cintanya, dengan memisahkanya dari apa yang membuat dia lalai dalam mengingat Allah, sering orang tak bisa menerimanya. Di saat Allah memisahkan seorang gadis dari calon suaminya, tak jarang gadis itu langsung lemah dan terbaring sakit. Di saat seorang suami yang istrinya dipanggil menghadap Ilahi, sang suami pun tak punya gairah dalam hidup. Di saat harta yang dimiliki hangus terbakar, banyak orang yang hijrah kerumah sakit jiwa, semua ini adalah bentuk ujian dari Allah, karena Allah ingin melihat seberapa dalam cinta hamba-Nya pada-Nya. Allah menginginkan bukti, namun sering orang pun tak berdaya membuktikannya, justru sering berguguran cintanya pada Allah, disaat Allah menarik secuil nikmat yang dicurahkan-Nya.

Itu semua adalah bentuk cinta palsu, dan cinta semu dari seorang makhluk terhadap Khaliknya. Padahal semuanya sudah diatur oleh Allah, rezki, maut, jodoh, dan langkah kita, itu semuanya sudah ada suratannya dari Allah, tinggal bagi kita mengupayakan untuk menjemputnya. Amat merugi manusia yang hanya dilelahkan oleh cinta dunia, mengejar cinta makhluk, memburu harta dengan segala cara, dan enggan menolong orang yang papah. Padahal nasib di akhirat nanti adalah ditentukan oleh dirinya ketika hidup didunia, Bersungguh-sungguh mencintai Allah, ataukah terlena oleh dunia yang fana ini. Jika cinta kepada selain Allah, melebihi cinta pada Allah, merupakan salah satu penyebab do’a tak terijabah.

Bagaimana mungkin Allah mengabulkan permintaan seorang hamba yang merintih menengadah kepada Allah di malam hari, namun ketika siang muncul, dia pun melakukan maksiat.

Bagaimana mungkin do’a seorang gadis ingin mendapatkan seorang laki-laki sholeh terkabulkan, sedang dirinya sendiri belum sholehah.

Bagaimana mungkin do’a seorang hamba yang mendambakan rumah tangga sakinah, sedang dirinya masih diliputi oleh keegoisan sebagai pemimpin rumah tangga..

Bagaimana mungkin seorang ibu mendambakan anak-anak yang sholeh, sementara dirinya disibukkan bekerja di luar rumah sehingga pendidikan anak terabaikan, dan kasih sayang tak dicurahkan.

Bagaimana mungkin keinginan akan bangsa yang bermartabat dapat terwujud, sedangkan diri pribadi belum bisa menjadi contoh teladan

Banyak orang mengaku cinta pada Allah dan Allah hendak menguji cintanya itu. Namun sering orang gagal membuktikan cintanya pada sang Khaliq, karena disebabkan secuil musibah yang ditimpakan padanya. Yakinlah wahai saudaraku kesenangan dan kesusahan adalah bentuk kasih sayang dan cinta Allah kepada hambanya yang beriman…

Dengan kesusahan, Allah hendak memberikan tarbiyah terhadap ruhiyah kita, agar kita sadar bahwa kita sebagai makhluk adalah bersifat lemah, kita tidak bisa berbuat apa-apa kecuali atas izin-Nya. Saat ini tinggal bagi kita membuktikan, dan berjuang keras untuk memperlihatkan cinta kita pada Allah, agar kita terhindar dari cinta palsu.

Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan hambanya yang betul-betul berkorban untuk Allah Untuk membuktikan cinta kita pada Allah, ada beberapa hal yang perlu kita persiapkan yaitu:

1) Iman yang kuat

2) Ikhlas dalam beramal

3) Mempersiapkan kebaikan Internal dan eksternal. kebaikan internal yaitu berupaya keras untuk melaksanakan ibadah wajib dan sunah. Seperti qiyamulail, shaum sunnah, bacaan Al-qur’an dan haus akan ilmu. Sedangkan kebaikan eksternal adalah buah dari ibadah yang kita lakukan pada Allah, dengan keistiqamahan mengaplikasikannya dalam setiap langkah, dan tarikan nafas disepanjang hidup ini. Dengan demikian InsyaAllah kita akan menggapai cinta dan keridhaan-Nya.
sumber :http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/hakekat-cinta-dalam-islam/431433961041


Selasa, 01 Juni 2010

Ciri Paragraf deduktif dan Induktif


Paragraf Induktif

Paragraf induktif adalah paragraf yang dimulai dengan menyebutkan peristiwa-peristiwa yang khusus, untuk menuju kepada kesimpulan umum, yang mencakup semua peristiwa khusus di atas.



Ciri-ciri Paragraf Induktif
- Terlebih dahulu menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus
- Kemudian, menarik kesimpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus
- Kesimpulan terdapat di akhir paragraf
- Menemukan Kalimat Utama, Gagasan Utama, Kalimat Penjelas
Kalimat utama paragraf induktif terletak di akhir paragraf
- Gagasan Utama terdapat pada kalimat utama
- Kalimat penjelas terletak sebelum kalimat utama, yakni yang mengungkapkan peristiwa-peristiwa khusus
- Kalimat penjelas merupakan kalimat yang mendukung gagasan utama

Jenis Paragraf Induktif :
1.Generalisasi
2.Analogi
3.Klasifikasi
4.Perbandingan
5.Sebab akibat

Contoh Paragraf Induktif
Setelah diadakan peninjauan ke Desa Pekayon Bekasi, diketahui persentase penggunaan listrik di RW 01 desa tersebut sebanyak 90%. Rumah penduduk yang telah menggunakan listrik, di RW 02 sebanyak 95%, RW 03 sebanyak 100%, dan RW 04 sebanyak 85%. Boleh dikatakan, di Desa Pekayon 92% rumah penduduk sudah menggunakan listrik.


Paragraf Deduktif
Paragraf Deduktif adalah paragraf yang ide pokok atau kalimat utamanya terletak di awal paragraf dan selanjutnya di ikuti oleh 
kalimat kalimat penjelas untuk mendukung kalimat utama.

Contof Paragraf Deduktif
Setiap orang dilahirkan dan di besarkan di dalam lingkungan keluarga. Tak seorangpun yang tidak mengalami kehidupan di dalam keluarga. Pemeliharaan dan pembinaan seseorang anak adalah perwujudan cinta kasih kepada orang tua. Secara alamiah orang tua mempunyai rasa cinta kepada anak. Bagaimanapun keadaannya orang tua tetap akan memelihara dengan penuh kasih sayang terhadap anaknya.

Cara Penulisan Daftar Pustaka


Begitu memahami cara penulisan daftar pustaka, kita akan lebih fleksibel dalam menulis daftar pustaka. Dan untuk lebih valid lagi, kita akan menggunakan rujukan berupa kamus besar bahasa indonesia (KBBI). Mengapa KBBI? Karena KBBI boleh dikatakan sebagai rujukan utama dalam segala penulisan karya tulis berbahasa Indonesia. Di sebagian besar karya tulis yang pernah kangmoes baca, penulis karya tulis biasanya mengawali tulisannya dengan definisi. Jika tulisan tersebut berbahasa Indonesia, dari mana lagi kita mendapatkan definisi yang dapat dipertanggungjawabkan selain dari KBBI. Dengan asumsi seperti itu, segala bentuk tulisan yang terdapat di dalam KBBI tentunya sudah ditulis berdasarkan sistematika yang cermat dan hati-hati. Dan sesuai dengan bahasan kita saat ini, kita bisa belajar mengenai sistematika daftar pustaka dan cara penulisan daftar pustaka yang baik dan benar.
Kita bisa “pergi” ke halaman belakang untuk menemukan daftar pustaka ini. Di sana mungkin tidak tertulis daftar pustaka, bisa Pustaka Rujukan, Pustaka Acuan, bahkan versi bahasa inggrisnya, yakni Bibliografi. kita bisa menemukan sebuah pola penulisan daftar pustaka yang kurang lebih seperti ini:


penulisan daftar pustaka









Pada bagian pertama dari penulisan daftar pustaka adalah nama pengarang.
Aturan penulisan nama pengarang ini (walaupun kadang kurang relevan) adalah nama belakang penulis ditulis didepan nama depan yang kemudian dipisahkan dengan tanda koma.

Daftar Pustaka


Definisi Daftar Pustaka menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daftar yang mencantmkan judul buku, nama pengarang, penerbit dsb yang ditempatkan pada bagian akhir suatu karangan atau bku dan disusun berdasarkan abjad. Daftar sendiri didefinisikan sebagai catatan sejumlah nama atau hal yang disususn berderet dari atas ke bawah.
Salah satu fungsi dari daftar pustaka adalah untuk memberikan arah bagi para pembaca buku atau karya tulis yang ingin meneruskan kajian atau untuk melakukan pengecekan ulang terhadap karya tulis yang bersangkutan. Fungsi dari daftar pustaka adalah untuk memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap penulis buku atau karya tulis yang dirujuk terhadap hasil karyanya yang turut menyumbang peraran dalam penulisan karya tulis yang kita tulis. Dan fungsi lain daftar pustaka yang tak kalah penting adalah menjaga profesionalitas kita (jika kita sebagai seorang penulis karya tulis) terhadap tulisan yang kita buat. 
Tentu saja penyusunan sebuah daftar pustaka harus mengedepankan asas kemudahan. Oleh karena itu, diterbitkanlah sebuah format atau cara penulisan daftar pustaka seperti yang sering kita dapatkan dibuku-buku sekolah.